“Gue gak mau terus-terusan kayak
gini, gue capek, gue lelah, kenapa gak ada seorang pun yang mau ngerti perasaan
gue!”. Ujar Rendy dalam batinnya
Hujan deras terlihat sedang
mengguyur Kota Pahlawan yang semula trasa amat panas.Mungkin ini anugrah Tuhan,
Tuhan memang adil, selalu memberika ujian kepada umat-nya namun dengan batasan
kemampuan umat itu sendiri.Setelah Panasnya menyengat kulit, sekarang
menurunkan Hujan yang terasa amat dingin.Terlihat dari kejauhan sosok cowok
berlari luntang-lantung tanpa tujuan, mata-nya pun terlihat lebam, seolah habis
berkelahi hebat dengan preman-preman.
“Ini itu gak adil, gak adil buat gue! Gue benci
semuanya, gue benci!!!!!!!”.Ujar cowok dengan mata lebam itu sembari berteriak
dan terjatuh lemas di pinggiran jalan.Orang-orang yang berada di sekitarnya pun
mulai bergerumbul, seolah ada kejadian tragis.
“Mas mas kenapa mas? Mas gapapa? Ini hujan mas,
sebaiknya mas berteduh di halte itu”. Begitulah ujar beberapa orang yang baik
dan perduli terhadap Rendy.Namun, Rendy hanya terdiam dan terpaku tanpa
menjawab ajakan-ajakan orang yang memperdulikan-nya.
“Kenapa di luar sini banyak orang yang peduli sama
gue, tapi di rumah?Mama, papa? Semua gak ada yang peduli sama gue!!”. Rendy
beranjak dari tempat dimana ia terjatuh lemas, dan melanjutkan jalan-nya,
meskipun terlihat jelas disitu Rendy berjalan sempoyongan.Orang-orang yang
bergerumbul tadi hanya terdiam dan iba terhadap Rendy.
Entah apa yang dilakukan Rendy
tadi, ia berlari dan terus berlari, seolah menghindar dari seseorang. Meskipun
tadi hujan sempat turun sepaket dengan petir-nya yang menyala, Rendy terus
berjalan linglung tanpa arah. Hingga langkah kaki-nya mengantarkan ia kembali
dimana ia dan orangtua-nya singgah. Rumah Rendy pun Nampak sepi, tak ada suara
gaduh dari depan gerbang. Hingga ketika Rendy masih berdiri di ambang pintu, ia
mendengar sesuatu yang tak asing lagi bagi-nya. Iya, suara piring pecah dan
beberapa tamparan serta cacian dari sosok lelaki.
“Ini pasti kelakuan papa!!!”. Batin Rendy, kemudian
nyelonong masuk tanpa mengucap salam, meskipun ia mengucap, tapi tak kan ada
yang membalas salam-nya, karna ia tau, rumma-nya begitu sepi seperti rumah tak
berpenghuni.
“Papa cukup! Stop pa!!! udah berapa kali Rendy liat
papa KDRT mama? Ha udah berapa kali? Kasian mama pa, sebenarnya papa punya hati
nurani gak sih? Keterlaluan! Pergi sana sama selingkuhan papa, kita gak butuh
sosok papa yang gak bertanggung jawab ngerti!!!!!”.Kemarahan Rendy benar-benar
berada di ambang puncak, suhu tubuhnya yang terlihat kedinginan dan menggigil,
wajahnya yang terlihat amat merah, serta sorotan tajam matanya untuk papa-nya
itu benar memperlihatkankalau Rendy tidak main-main dengan ucapan-nya itu.
“Ini kan! Ini kan anak didikan kamu ma! Sudah
berani menentang papa-nya sendiri! Kalian semua itu orang yang gak bisa di
untung!”.Ujar papa Rendy dengan wajah geram-nya serta tatapan matanya yang
sinis memandang Rendy. Sedangkan mama Rendy hanya menangis melihat dua sosok
yang ia sayang bertengkar hebat. “Nak, Rendy, kamu ga boleh gitu, mama gapapa
kok, Cuma tamparan kan udah biasa buat mama, kamu kenapa nak? Kamu tadi
hujan-hujanan ya?Ya ampun nak, sekarang kamu mandi ya, mama bakalan buatin makanan
kesukaan kamu ya”. Ujar sang mama sembari memperlihatkan senyuman tegar-nya,
meskipun Rendy tahu sebenarnya hati mama-nya benar-benar teriris dan sakit
melihat tingkah sang papa. Rendy yang kecewa berusaha untuk tidak menangis dan
berlari menuju kamar.
Handphone sederhana milik Rendy
bergetar, pertanda ada sms masuk. Rendy memang anak orang berada, tapi Hp-nya
yang canggih-canggih itu sering di jadikan sebagai barang amukan sang papa,
Rendy pun sering bolak-balik gonta-ganti hp, maka dari itu ia memutuskan untuk
memakai hp yang biasa-biasa saja.
“Aku tau kamu gak ada maksud buat
nyakitin aku ren, mungkin di sisi lain aku yang terlalu berharap sama kamu, aku
mulai sadar ren, cewek ga sempurna kaya aku itu ga pantes buat kamu. Kamu harus
tetep ceria ya! Kamu harus tetep jadi diri kamu yang sederhana, lucu, konyol,
energic, ceria, dan yang pasti ramah. Aku akan tetap mencintai kamu ren,
meskipun aku tau, cinta aku ke kamu gak akan pernah terbalas:’)”.
“Tuhaaaan, apa salah Rendy?Apa
salah rendy? Di satu sisi rendy gak mau kecewain mama, di satu sisi juga rendy
gak mau bikin cewek yang rendy suka sakit hati, apa yang harus rendy lakuin
Tuhan, kasih jalan keluarnya!”.Ujar Rendy setelah membaca sms yang entah dari
siapa pengirimnya, yang pasti hanya Rendy yang tahu siapa pengirim sms itu.
Di malam yang penuh kesunyian
itu, Rendy terlihat melamun di pinggir jendela-nya, entah apa yang sedang ia
fikirkan saat itu, yang pasti dengan melamun itu Rendy lupa akan segalanya,
bahkan hembusan angin yang menusuk hingga ke tulang rusuk pun tak ia hiraukan.
Dia tetap berdiri sembari melihat indah-nya bulan.
“Ma, kenapa sih mama gak ijinin aku sama dia ma?
Dia itu anaknya baik!”.Ujar Rendy sembari mengoleskan sarapan pagi-nya itu
dengan slai coklat favorit-nya.
“Karna kalian berdua itu berbeda!”. Ujar sang mama
dengan suara terdengar meninggi.
“Ma, asalkan mama tau ya. Perbedaan itu Indah ma!
Perbedaan itu bikin kita berdua saling mengisi kekurangan satu sama lain ma,
dan kita nyaman, apa yang salah sih ma?!”. Ujar Rendy.
“Karena mama gak mau nasib anak mama, sama dengan
nasib mama sekarang Ren! Mengertilah!”. Ujar sang mama dengan nada tersendak
seperti menangis.
“Oh Rendy tau, karena Mama Islam, dan Papa
Khatolik, dan sekarang mama papa mau cerai hanya karena perbedaan! Itukan ma
alasan sebenarnya, kenapa mama gak ijinin aku sama dia!”. Mama Rendy terlihat
shock dan masih terdiam tanpa menjawab ucapan sang anak.
“Kok mama diam? Bener kan ma itu alasan-nya. Oke
kalau itu mau mama, Rendy gak akanada hubungan apapun lagi sama dia!”.Ujar
Rendy sembari meninggalkan meja makan, sedangkan mama-nya masih tetap duduk
terpaku.
“Ren, woi!!!Kok lo ngelamun sih?Ciee ngelamunin
siapa lo? Woii gua di bawah!”.Ujar seorang gadis imut yang menyapa Rendy dari
bawah jendela kamar Rendy.Sontak Rendy terkejut dan terbangun dari lamunan-nya.
“Ah elo! Ngangetin deh! Ngapain lo malem-malem ada
disitu? Ketaun kan! Lo suka ngintipin gue ya!”.Ujar Rendy dengan lelucon-nya
yang konyol.
“Enak aja lo!Ih gue ngintipin lo Ren? Ogah banget!
Bisa-bisa yague langsung sakit jantung tau gak! Hahaha! Terjun lo kalo emang lo
gentle!”.Ujar gadis itu dari bawah.
“Ngawuur!Bentar gue turun, tungguin yak”.Gadis itu
hanya tersenyum lalu duduk di bangku putih yang berada di halaman belakang
rumah Rendy.
Nama gadis imut itu Shasha,
namanya emang cewek banget, tapi kelakuan-nya menyimpang dari kata cewek.Shasha
itu sahabat deket-nya Rendy, mereka sudah berteman sejak mereka duduk di bangku
SD, makanya mereka selalu terlihat akrab dan lucu dengan banyolan khas mereka
masing-masing.Rendy selalu terlihat bahagia dan happy kalau ada di samping
Shasha, begitu pula dengan Shasha. Terkadang merek menghabiskan waktu berdua
hanya untuk bermain game atau tanding basket. Mama Shasha pun juga sudah akrab
dengan mama Rendy, maklum satu temen arisan cyiin!.
“Mama senang melihat kamu sama
Shasha nak, kamu selalu tertawa dan terlihat tidak mempunyai masalah, maafkan
mama nak”. Ujar mama Rendy dari balik jendela, ketika melihat Rendy dan Shasha
bercanda gurau di halaman belakang.
#Morning
“Gue dateng kesini untuk….”.belum selesai Rendy
berbicara, cewek itu memotong ucapan Rendy.
“Aku udah tau kok ren tujuan kamu kesini, pasti
kamu juga bilang kalau mama kamu ga setuju sama hubungan kita kan, I know that
ren, okey aku berusaha buat tegar kok ren”. Ujar cewek itu sembari memalingkan
tubuhnya dari hadapan Rendy.
“Tapi, jujur Cel, Gue bener-bener ga ada niat buat
nyakitin lo, atau ngebuat lo jadi korban PHP, enggak cel, gue….!”.
“Udahlah Ren, selamanya perbedaan kita itu gak akan
pernah bersatu. Dan aku sama kamu itu gak akan pernah bisa menyatu menjadi
kita!”.Ujar cewek itu dengan sorotan matanya yang membendung begitu banyak
tetesan air mata.Ia berbalik dan pergi meninggalkan Rendy begitu saja.Sedangkan
Rendy hanya terdiam kecewa.
#Rendy P.O.V
Entahlah apa yang harus gue
lakuin sekarang. Gue Cuma bisa jadi sosok cowok yang berdiri diam di
persimpangan jalan!Seolah gue gak bisa ngelakuin hal apapun.Tapi, itu semua
emang fakta.Posisi gue sekarang seolah berada di persimpangan. Dua jalan yang
akan gue tempuh pun gak akan nyelesein semua masalah ini. Kalau gue harus maju
dan melawan lampu merah, selain gue yang bakalan di tilang sama polisi, gue
juga bakalan bikin mama kecewa, Karna dari awal mama ga pernah setuju. Tapi,
kalau gue harus mundur dan ninggalin dia gitu aja, itu bakalan bikin dia sakit
hati, dari kecil gue paling gak tega ngeliat cewek nangis.Dan ini?Gue bikin
seorang cewek nangis. Maka dari itu,
sampai sekarang gue gak tau apa yang harus gue lakuin. Gue bakalan tetap
bertahan di persimpangan jalan ini, meskipun hujan, badai, dan angintopan pun
bakalan menyambut. Maaf……….
No comments:
Post a Comment