#BlogArchive1 .widget-content{ height:200px; width:auto; overflow:auto; }

Sunday, January 20, 2013

Menunggu...

Lelah. Mungkin itu yang kurasakan selama ini. Menunggu seseorang yang sangat amat kucintai untuk sekian kalinya, untuk batas waktu yang tak pernah ditentukan. Sampai kapan? Cinta ini hanya akan bergantung, dan hanya akan menunggu kepastian jawaban darimu. Seharusnya kamu peka, seharusnya kamu sadar. Seseorang yang benar-benar mencintaimu dengan tulus hanya aku, bukan mereka ataupun dia.

Penantian 1...
Rindu itu seperti angin, hanya bisa dirasakan tanpa bisa dilihat. kalimat itu memang benar adanya. ketika aku disini mulai merindukan kasih sayangmu. pernahkah kamu melihat kerinduan ini? No! itu yang kutau. Kegiatanmu memang lebih penting daripada diriku. Aku sadar akan hal itu.
"Hallo beib, kamu lagi dimana? kamu lagi apa sekarang? oh sorry aku ganggu kamu ya? atau kamu emang lagi sibuk". Ujar seorang cewek yang terlihat menjauh dari keramaian. "I miss you beib". Batin si cewek.
"Iya aku sibuk". Telefon terputus dengan di sengaja.
Terkadang, sebuah candaan memang sangat dibutuhkan dalam sebuah relationship. bukan hanya keseriusan yang hanya akan menjadi ke-canggung-an dalam hubungan itu sendiri.
"Lagi-lagi kata-kata singkat. tanpa menanyakan kabarku bagaimana, atau bahkan sedikit adanya kepedulian". batin si cewek

Aku menangis, aku sedih, aku marah, aku bingung dengan semua ini. kamu menganggapku sebagai pacar. tapi kamu memperlakukanku tak lebih sebagai seorang teman yang sombong.

"Hei, boleh aku duduk". seorang cowok terlihat menghampiriku. aku hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaannya.
"Kenapa kamu nangis? emang pangeran mana yang tega ngebuat bidadari cantik kaya kamu sedih?". ujar cowok itu sembari menyodorkan sebuah sapu tangan rajutan yang terlihat indah.

Menunggu sesuatu yang tak pasti itu menyakitkan. bahkan hidup dalam ketidak pastian itu amat menyakitkan. Indah bila hal-hal yang kita inginkan itu selalu menjadi hal yang pasti. Konyol? Mungkin.

Penantian 2...
"Beib kamu masih anggap aku pacar atau bukan sih? Sebulan kamu ga pernah kasih kabar ke aku?". ujar si cewek dengan telepon genggamnya. "Kamu anggap aku apa?!". Batin si cewek menangis.
"Kamu bisa gak sih ngertiin aku! aku disini sibuk kuliah, sibuk kerja. Ya Maaf kalau aku ga bisa ngabarin kamu". ujar si cowok dengan nada yang terdengar meninggi, seolah dengan nada marah.
"Kenapa jadi kamu yang marah? seharusnya aku yang marah, seharusnya aku yang kecewa sama kamu. sepertinya ini hanya akan menjadi penantian yang sia-sia". batin si cewek kemudian, setelah menutup telepon-nya.

Hari itu, dimana langit terlihat cerah. Matahari terlihat ceria menampakkan dirinya. Udara sejuk menyambutku pagi hari ini. dan juga surat yang menentukan lulus atau tidaknya aku. Fyuuh hati uda ngerasa nggak karuan. Daritadi hanya di depan beranda rumah, buat nunggu pak pos tercinta *Etsaah*

"Suratnya.." ujar seorang lelaki paruh baya yang terlihat mengambil surat dalam kantong sakunya.
"Buat saya pak?".
"Untuk Novia Anggreini".
"Iya saya pak". "Makasih pak".

"Mamaaaaaa. aku lulus. mamaaaaaa".

**
"Beib aku lulus. yeaay!". ucap seorang cowok yang terlihat amat bahagia.
"Sama beib aku juga. Hmm kita bakalan satu kuliah juga nggak ya? Hihi".
"Maaf". si cowok berpaling memandang pepohonan yang ada di hadapannya. cewek itu hanya bingung melihat perubahan sosok yang ia cintai.
"Kenapa?".
"Aku harus kuliah di luar Negeri, ini uda permintaan kedua orang tuaku. Kalo kamu mau menunggu aku selama 4 tahun. Maka hati ini juga akan menjadi milik-mu seutuhnya". ucap si cowok.
"Pergilah. Pendidikan-mu memang lebih penting daripada aku. gapai semua impian dan cita-cita kamu. entah sampai kapan aku akan bertahan untuk tetap menunggu kamu. aku meragukan itu semua". ucap si cewek dengan mata yang terlihat memerah dan seolah meronta ingin menangis. cowok itu tersenyum lalu pergi meninggalkan si cewek sendiri.

"Heii, kok kamu sedih lagi sih?!". ujar cowok yang sewaktu itu menghampiriku di sebuah caffe.
"Emm engga. aku cuma ke inget masa lalu-ku aja kok. masa lalu yang suram.hehe".
"Kata Move On memang terlihat sederhana, tapi besar makna-nya ketika kita mampu meresapi kata itu. Move On itu ketika kita kembali menjadi diri kita sendiri. Move On itu awal dari perubahan kita dalam masa lalu........" ujar si cowok yang belum selesai dengan kalimat-kalimat bijaknya.
"dan Move On itu adalah ketika kita mencoba melupakan masa lalu, tapi pahitnya masa lalu, membiasakan kita untuk tetap bertahan". Mereka berdua tersenyum ketika mendengar kalimat demi kalimat yang mereka ucapkan masing-masing.

Jangan salahkan aku, ketika aku lebih memilih dia untuk menjadi pangeran dalam hidupku. Jangan salahkan aku kembali, ketika aku mencoba untuk menggantikan posisi mu dalam hati ini.

"Akhirnya. kembali menghirup udara di Indonesia! Huaah". ujar seorang cowok dengan membawa sebuah koper dalam genggamannya. Sembari membuka kacamata-nya perlahan, cowok itu mencoba menghirup udara Indonesia yang amat sejuk. "Gimana kabar kamu sekarang beib? I miss you!".

**

"Hari ini tepat 4 tahun Rendra kuliah. dan apa mungkin dia balik lagi ke Indonesia? dan apa mungkin dia balik kesini lalu mengingatku? Mustahil. memang". batin Novia dalam hati.

"Surprisseee! Hai beib aku balik!".
"Rendra?". Novia nampak terkejut dengan kehadiran Rendra yang bisa dibilang tiba-tiba. dan hadir di waktu yang tidak tepat, ketika ada seorang cowok yang sekarang mampu menggantikan Rendra dalam hatinya.
"Itu siapa Nov?".
"Rendra. kenalin ini Alfan, pacar baru aku". Novie terlihat tertunduk. ia tak mampu melihat sorot mata Rendra. Rendra pun terlihat syok dan kaget. sorot mata kecewa, sedih, itu memang nampak dalam mata Rendra. mungkin itu dulu yang dirasakan oleh Novia, ketika harus tetap bertahan untuk menunggu Rendra dalam kesepian.

Aku memang bodoh. aku yang bodoh Nov. membiarkanmu sendiri untuk pertahanin hubungan ini. egois, iya aku memang egois. aku terjebak dalam kalimat bodoh yang ku ucapkan sendiri. Andai, semua ini masih bisa diperbaiki, andai kamu masih bisa ku miliki. Selamat tinggal kenangan indah namun berujung pahit. Tapi sekarang, aku tau gimana rasa sakit kamu, ketika harus menunggu-ku dalam kesendirianmu.

No comments:

Post a Comment