#BlogArchive1 .widget-content{ height:200px; width:auto; overflow:auto; }

Saturday, January 19, 2013

Kenapa tidak pernah ada yang Abadi ?

Aku mengerti mengapa kamu memilih dia. dan aku mengerti sebab dan alasan itu. aku memang tak secantik dia. aku memang tak sesempurna dia. dan aku juga tidak memaksamu untuk berpaling padaku darinya. karna aku sadar, siapa aku.

Mungkin, sampai kapanpun perasaan ini hanya aku yang tau. hanya aku yang bisa memendam perasaan sedalam-dalamnya. Aku perna mendengar sebuah kalimat "Mencintai adalah ketika orang yang kita cintai terlihat bahagia, meskipun dia tersenyum dan tertawa bukan karna kita". Kalimat itulah yang sampai sekarang membuatku untuk tetap dan akan selalu menyimpan perasaan ini.

Melihat kamu dengannya sehari, masih membuatku untuk tetap bersabar. tapi, ketika hal itu berangsur hingga bertahun-tahun membuatku tak tahan. aku lelah! dan aku jera.

Setiap detik, cuma kamu yang terbayang dalam fikiranku. setiap aku membuka sebuah halaman diary, semuanya terpampang jelas, hanya cerita tentang kamu, kamu dan hanya kamu di diary itu. tapi, sampai kapan aku bisa menggemgam mu? kapan aku bisa memelukmu erat? kapan kamu hanya bisa menjadi milik-ku bukan milik orang lain? terlihat Egois! Memang.

Sampai suatu hari, aku mendengar rumor kamu sama dia sudah putus. itu membuatku semakin semangat untuk mencoba mendekatimu. hari demi hari kita jalanin bersama. canda, tawa, senang, sedih. kamu membuat hidupku semakin terasa lengkap dengan adanya kehadiranmu.

Aku merasakan hal yang tak biasa. aku merasa dunia ini seolah hanya milik kita. aku merasa cuma kamu yang bisa membuatku tersenyum dan tertawa. aku merasa senang, ketika harus terus dan terus bersama-mu. Tapi, suatu hal membuatmu berubah...

Kamu lebih sering terlihat menyendiri. kamu lebih sering terlihat sedih, dan tak se-ceria hari-hari biasanya. bahkan sudah seminggu ini, kamu tak pernah memberiku kabar. entah apa yang ada dalam fikiranmu. aku merasa, seolah aku hanyalah tempatmu bersandar ketika kamu sendiri. aku mencoba untuk sabar, aku mencoba untuk tabah, yah mungkin urusanmu memang lebih penting, daripada diriku.

Sampai akhirnya, batas kesabaranku pun habis. aku lelah menunggumu disini. aku lelah harus terus bersabar dan tabah. aku memutuskan untuk pergi menemuimu. dimana lagi, kalau bukan di rummah mu, tempat yang kau bilang paling sempurna.

 Tubuhku benar-benar terungkai lemas, bahkan aku pun tak mampu mengucap satu atau dua patah kata. ketika aku melihat rumah mu banyak di kunjungi orang-orang, meraka membawa beras, ada bendera kuning disana, dan terlihat seseorang tengah mengukir nama-mu di sebuah batu nisan. Entahlah, air mata ini seolah ingin menangis dan hanya menangis. seseorang yang kau sebut -Bunda- mempersilahkanku untuk masuk dan melihatmu untuk terakhir kalinya. Wajahmu terlihat pucat pasi. Bahkan kamu telah tertutup oleh sehelai kain putih. Sampai pada akhirnya, seseorang memberikanku secarik surat.

"Aku menyendiri, bukan karna ingin menjauh darimu. aku terlihat sedih bukan karna dirimu. bahkan aku tak ada kabar sekalipun, itu semua bukan niatku untuk membuatmu sakit dan terluka. Tapi, aku hanya mencoba mengujimu untuk tak lagi hidup bersamaku, aku mengujimu untuk perlahan melupakanku. karna ketika surat ini kau baca. aku telah berada di atas langit. aku bisa melihatmu dari atas sana. aku lega karena seminggu itu kamu berhasil hidup tanpaku. Mungkin. ketika kamu membaca surat ini, kamu ingin marah, kamu kecewa denganku. kamu sakit, dan kamu terluka. Maaf aku bisa merasakan itu. Tapi, perlu kamu tau. Ketika kita telah bahagia bersama, maka kita juga akan sedih bersama. Karena, Bahagia dan Sedih itu sepaket. dan luka yang kamu rasakan sekarang mungkin terasa amat sakit. tapi dengan adanya luka itu, membuatmu lebih mengharagainya."

Entahlah, ini cuma mimpi atau memang nyata. Bertahun-tahun aku memendam perasaan ini. Dan hanya bisa menikmati indahnya dunia bersama-mu tak lebih dari setahun. seolah ini tak adil bagiku! kenapa harus aku? kenapa di dunia ini tak pernah ada yang abadi? kenapa? :')

Aku sadar, ada dan tidaknya semua dunia ini atas Kehendak Allah. Memang, semuanya yang ada di dunia ini tak pernah ada yang abadi. begitu pula denganmu. ketika aku mulai bertemu denganmu, aku harus siap pula untuk saat-saat berpisah denganmu:')

No comments:

Post a Comment