Melodi SISI :')
Musik ? bagi Sisi adalah sebagian dari kehidupannya.
Tanpa musik terasa hambar hari-hari Sisi, begitu pula dengan
papa dan mama Sisi yang juga mencintai dunia musik.
Maklum lah mungkin keluarga mereka memang di takdirkan
sebagai keluarga musik.
“Ayo dong anak mama yang paling cantik, coba lagi deh pasti
kamu bisa” tutur mama seraya membelai lembut rambut Sisi.
“Tapi ma, Sisi ga bisa di melodi yang ini ma, mama dulu deh
yang contohin, nanti Sisi tiruin deh, hehe”
“Iyadeh, sini-sini liatin mama yaa”
Alunan musik nan merdu itu terus menari di antara mereka
bertiga, Sisi, papa, dan mama. Begitu juga tangan mama yang lincah memainkan
sebuah piano hadiah ulang tahun papa untuk Sisi. Mereka benar-benar menikmati
kebersamaan itu.
Hingga pada akhirnya.
“Mama, mama jangan pergi ninggalin Sisi ma, Sisi sayang
mama, mama bangun ma bangun” ucap Sisi yang terus mencoba membuat seseorang
yang berada disampingnya itu terbangun kembali.
“Mama bangun ma, mama jangan tinggalin Sisi, ma bangun, Sisi
sayag mama :(“ ucap Sisi dengan tangisannya yang semakin menjadi.
Dan akhirnya.
“Kamu itu anak yang tidak bisa di untung! Anak durhaka!
Gara-gara kamu mama kamu meninggal! Permainan piano mu juga tak sebagus mama
mu! Pergi jauh kau dari kehidupan papa!”
“Pa jelas permainan aku ga seindah mama, karna aku masih belajar
pa, maksud papa apa bilang kalau aku penyebab mama meninggal?”
“Karna kamu mama kamu meninggal! Cuma gara-gara beli liontin
kupu-kupu seperti yang kamu inginkan, mama kamu kecelakaan dan meninggal! Pergi
jauh dari kehidupan papa!” bentak papa seraya melempar sebuah liontin ke arah
Sisi.
“Mamaaa Sisi sayang mama” teriak Sisi sembari menggenggam
erat liontin hadiah dari mamanya itu.
Papa benar-benar benci pada Sisi, hingga membuat Sisi harus
tinggal dengan bibinya.
Dear daery..
Besok hari pertama aku masuk SMA. Tapi kenapa di hari
pertama itu aku sama sekali ga merasakan semangat ataupun senang. Aku kangen
masa-masa masuk SMP dulu, setiap hari papa rela berangkat telat ke kantor hanya
untuk mengantarku sekolah, setiap malam mama selalu membimbingku, setiap aku
mendapat nilai yang bagus ataupun ranking yang sempurna papa dan mama pasti
memberiku hadiah, atau mungkin sekedar kumpul bersama dengan mereka. Aku kangen
papa, aku kangen mama.
Tanpa sadar Sisi telah tertidur lelap dengan memeluk
diarynya itu.
Tangannya yang lincah benar-benar membuat permainan pianonya
merdu dan bahkan enak di dengar. Tak salah bila banyak pengagum dari Sisi,
namun kenapa? Papa pun sama sekali tak kagum dengan permainan piano Sisi ?
“Permainan yang bagus, so good, nada demi nada yang kamu
mainkan benar-benar membuatku tersentuh” Sisi pun berhenti bermain, karna
tiba-tiba ada seorang cowo yang masuk ke dalam studio musik sekolah tanpa
mengetuk pintu.
“Kam kamu siapa?”
“Eh sorry buat kamu terkejut, ga ada maksud kok, aku kira di
ruangan ada yang konser, habis permainan kamu bagus banget”
“Oh kamu mau main juga? Silahkan. Aku akan pergi!” ucap Sisi
sembari berdiri dari tempatnya bermain piano dan segera mengambil tas yang ada
di sampingnya.
“Oh enggak, kita bisa main berdua kan , kamu ga harus pergi, lagian aku
tertarik sama permainan kamu”
”Sorry, aku masi ada jam pelajaran, aku harus kembali”
”Sorry, aku masi ada jam pelajaran, aku harus kembali”
“Nama kamu siapa?” Tanya cowo itu yang membuat Sisi
menghentikan langkahnya.
“Sisi”
“Oh oke Sisi, jam istirahat aku tunggu disini ya, nama aku
Putra” ucap Putra dengan teriak, karna Sisi buru-buru pergi meninggalkan studio
itu.
“Siapa ya cowo tadi?” sampai ruang kelas pun, bayang-bayang
Putra masih tersimpan di benak Sisi.
“Hei” sapa seorang gadis berambut panjang dan berbehel itu.
“Hei juga”
“Kenalin aku Natasya, kamu?”
“Sisi, boleh aku duduk di samping kamu?”
“Tentu Si, dengan senang hati”
Begitulah perkenalan singkat kedua sahabat tersebut.
“Si kamu anaknya pintar ya, tadi aja seluruh soal dari pak
guru bisa kamu kerjakan dengan cekatan, padahal kan kita masih baru dan belum begitu
menguasai seluruh materi, tapi kamu”
“Ssst udah ga usah di lanjutin, hehe, aku bisa kok bantu
kamu Sya”
“Beneran Si? Ke kantin bareng aku yuk Si”
Oh oke Sisi, jam
istirahat aku tunggu disini ya, nama aku Putra
“Emm bukannya nolak Sya, tapi aku udah ada janji, lain kali
aja gapapa kan ?”
“Emang kamu uda punya kenalan di sekolah ini?”
”Hehe, ada sih”
”Hehe, ada sih”
“Yauda deh lain kali aja, hati hati ya”
“Oke, duluan ya Sya”
“Sip”
#studio music
“Kok sepi? Katanya jam istirahat dia ada disini? Mana dia?”
ucap Sisi yang terus mencari keberadaan Putra.
“Nyari’in aku ya Si?”
“Eh kamu, enggak kok, bukan nyari’in kamu, pede banget sih
kamu”
“Alah ngaku aja Si, kan
tadi aku bilang, jam istirahat aku ada di sini, buktinya kamu juga ada di sini,
ehm tandanya kamu nyari’in aku tuh”
“Ih inikan tempat umum, siswa sekolah ini berhak dong ada di
sini bukan cuman kamu”
“Ahaha, iya-iya deh”
“Kok diem? Mau main piano lagi? Silahkan main!”
“Aku ga mood mau main piano!”
“Kenapa? Permainan kamu bagus loh, apalagi yang tadi pagi
itu!”
“Tapi ga sebagus permainan mama aku”
”Emang mama kamu?”
”Emang mama kamu?”
“Mama aku uda meninggal!”
“Ops maaf ga bermaksud”
“Oke no problem, yaudah deh selamat bersenang-senang, aku
pergi dulu”
“Mau kemana Si? Ga mau main piano bareng aku?” teriak Putra,
namun apa daya Sisi telah jauh meninggalkan studio itu, bahkan satu kata yang
di ucapkan Putra pun Sisi tidak mendengarnya.
“Cewe itu bikin penasaran!” batin Putra.
***
“Ehm cie Sisi yang ngelamun!” tegur Natasya dan membuat Sisi
terkejut.
“Eh kamu Sya, hehe, ga ngelamun kok!”
“Alah ga usah ngelak, eh btw itu foto siapa Si? Liat dong!”
“Nih, itu foto aku, mama, sama papa, tapi itu hanya foto!”
“Maksudnya hanya foto?”
“Iya itu hanya foto! Mama uda meninggal sejak aku duduk di
bangku SMP dan papa uda benci sama aku!”
“Maaf Si, ga bermaksud buat kamu..”
“Iya gapapa kok Sya, santai aja”
“Lalu kenapa papa kamu benci sama kamu?”
“Papa mengira kalau aku itu penyebab meninggalnya mama”
“Kok bisa?”
“Karna kalung ini, saat aku ulang tahun yang ke-14 mama
memberi ku hadiah kalung ini, saat perjalanan pulang mama kecelakaan, yang
membuat nyawanya melayang, dan semenjak itu papa benci sama aku Sya” ucap Sisi
dengan air matanya yang kian menetes.
“Sabar ya Si, aku yakin suatu saat nanti, papa kamu bakalan
sadar kalo dia salah uda membenci anaknya sendiri”
“Makasih ya Sya”
“Samasama Si” balas Natasya dengan menepuk halus pundak
Sisi.
Karena pertemuan yang tak di sengaja itupun membuat Sisi dan
Putra semakin dekat satu sama lain. Bahkan mereka sering di bilang sebagai
pasangan yang suka bermain piano.
Hingga pada saat sekolah mengadakan sebuah konser mini untuk
para siswanya, Sisi dan Putra akan tampil berdua dan membawakan sebuah lagu.
“Eh Si, bener kamu bakalan tampil berdua sama Putra di mini
konser sekolah?” Tanya Natasya penasaran.
”Hehe iya Sya”
”Hehe iya Sya”
“Wah enak ya bisa tampil bareng cowo beken di sekolah”
“Ah biasa aja sih Sya, hehe”
“Atau jangan-jangan kalian uda pacaran ya? Hayo ngaku!”
“Apa’an sih kamu Sya, ga kok” dusta Sisi.
“Hayo ngaku ngaku”
“Enggak pacaran Natasya, hehe”
Hari yang di tunggu-tunggu para siswa itupun telah datang.
Sisi berdandan ala putri seorang raja dan terlihat sangat anggun, sedangkan
Putra berdandan ala pangeran yang hendak mencari pasangannya, tak heran jika
banyak kaum hawa yang tertegun saat Putra lewat di depan mereka.
“Pagi semua, kali ini saya tidak akan sendirian, saya akan
bernyanyi dan di iringi permainan piano dari Putra. Lagu ini khusus saya buat
dan saya persembahkan untuk papa yang ada di sana , Sisi berharap papa melihat Sisi disini”
sorak tepuk tangan para penonton yang hadir mengiringi awal penampilan Sisi dan
Putra.
Ayah dengarkanlah
Ku merindukanmu
Ayah dengarkanlah
Ku ingin berjumpa
Ayah dengarkanlah
Hanya bersamamu,
kasih sayang itu kurasakan
Hanya denganmu,
belaian lembut itu kudapatkan
Melodi ini
kupersembahakn hanyalah untukmu ayah
Tak kan pernah ada yang lain
Hanyalah engkau yang
kusayang
Hanyalah engkau yang
kucinta
Dengarkanlah ini
hanya untukmu
“Trimakasih” ucap Putra dan Sisi bersama’an.
“Sisi anak papa?”
“Papa? Itu papa kan ?
Papa nonton Sisi?” ucap Sisi yang berlari dan langsung memeluk papanya yang
sangat ia rindukan itu.
“Maafkan papa nak, papa telah menyia-nyiakan anak berbakat,
baik, dan cantik sepertimu, maafkan papa nak!”
“Maafin Sisi juga pa, Sisi uda buat mama meninggal!”
“Engga sayang, kamu ga salah, mungkin itu memang sudah
takdir!”
“Papa, Sisi kangen papa, Sisi kangen kasih sayang papa,
belaian papa, pelukan hangat papa, Sisi kangen papa” ucap Sisi yang terus
memeluk papa tanpa ingin melepasnya.
“Papa juga kangen kamu nak, papa sangat merindukanmu!”
“Papa jangan pergi-pergi lagi ya, disini Sisi butuh papa”
“Papa janji, papa akan bersama Sisi selamanya”
Tepuk tangan meriah pun menyambut kisah haru antara Sisi
dengan papanya itu. Semua penonton merasa terharu saat Sisi kembali bersatu
dengan papanya. Begitu juga dengan Putra yang bahagia melihat seorang yang di
sayangnya bahagia.
-selesai-
Jagalah, sayangilah
kedua orangtua kalian, tanpa mereka kita tidak bisa apa-apa di dunia ini,
meskipun sekali atau dua kali mereka melakukan kesalahan, tidak sebanding
dengan kasih sayang yang mereka berikan sebelum kita ada di dunia ini, jadi
jika kalian masih mempunyai orangtua yang utuh, jagalah mereka dan jangan
sia-siakan mereka, jangan sampai kalian menyesal ketika mereka telah pergi.
No comments:
Post a Comment